Siap Tidak Siap Kita Harus Produktif di Usia Muda menurut Bapak Sonny Harry B Hamdani, beliau yang merupakan seorang kepala Demografi Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia (UI), yakni sebuah lembaga yang tepat pada tahun 2014 ini tepat menginjak usia 50 tahun. Selain itu beliau juga menjabat sebagai Ketua Umum Koalisi Kependudukan. Berkaca dari latar belakang sebagai ahli ekonomi, beliau sangat bagus dalam menjelaskan tentang bonus demografi yang mungkin sangat membingungkan menjadi sangat mudah dipahami, bahkan oleh orang awam seperti saya ini. Terkait artikel yang berjudul "Siap Tidak Siap Kita Harus Produktif di Usia Muda" ini, saya mendapatkan sumber referensi dari buku yang diberikan oleh Kementrian Komunikasi Dan Informatika RI Direktorat Jendral Informasi Dan Komunikasi Publik Direktorat Pengolahan Dan Penyediaan Informasi. Buku yang saya peroleh tersebut, memang tidak untuk diperjualbelikan sehingga hal penting untuk menyebarkan informasi terkandung dalam buku tersebut. .

Pengertian Bonus Demografi

Sebenarnya, sederhana saja pengertian bonus demografi yaitu merupakan suatu kondisi dimana terdapat kemanfaatan dari program ekonomi yang terjadi karena jumlah penduduk usia produktif semakin meningkat dari jumlah penduduk usia nonproduktif.
Lalu, Apa Penyebab Bonus Demografi?
Selamat anda sudah dapatkan wawasan lebih. Terkait bonus demografi bisa terjadi tersebut merujuk kepada program-program yang sudah berjalan dan program tersebut berhasil (sukses). Seperti program keluarga berencana (KB) yang berhasil mengubah struktur demografi negara kita. Hal tersebut dari program jangka panjang dan dimulai pada tahun 1945 lalu, yakni setelah kita merdeka dari penjajahan. Pada saat itu, angka kelahiran kiat meninggi, kenapa? Jawabanya karena orang-orang yang belum sempat menikah, lalu berbondong bondong untuk menikah karena keadaan aman dan memungkinkan, sesederhana itulah jawabannya. Bisa dibayangkan saat dulu, dalam satu kepala keluarga ada yang mempunyai anak belasan, bahkan puluhan. Jadi, pemerintah tepat pada tahun 1970, diluncurkanlan program keluarga berencana (KB) untuk mengantisipasi melonjak angka kelahiran.
Hasil dari program (KB) tersebut dapat kita rasakan sekarang keuntungannya, dimana beban pembiayaan penduduk usia mudah jadi lebih rendah. Beban biaya itu menyangkut pada Vitamin Bagus Untuk Kesehatan, biaya sekolah, gizi, imunisasi, dan sebagainya. Biaya-biaya tersebut terkendalikan oleh para keluarga di Indonesia. Kesimpulan singkatnya, orang yang bekerja lebih banyak, sedangkan yang dibiayai lebih sedikit (hemat).
Kapan Terjadi. Bonus Demografi?
Menurut bappenas, kondisi masuknya bonus demografi terjadi sejak tahun 2012 lalu. Pada saat itu rasio dari ketergantungan sudah mencapai angka 50%. Dalam hal ini, bonus demografi akan mengalami peningkatan secara signifikan pada tahun 2028 mendatang.
Apakah Setiap Daerah Berbeda Bonus Demografinya?
Ternyata, memang berbeda karena struktur umur penduduk disetiap daerah berbeda (tidak sama). Contoh penduduk yang tinggal di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT), papua, dan maluku. Diwilayah ini angka kelahiran penduduk sangat tinggi, sehingga biaya beban pun tinggi. Pembangunan perumahan baru pun kian meningkat sejalan dengan angka kependudukan yang semakin melonjak. Solusi dari permasalahan ini, untuk wilayah yang ratio angka kelahiran masih tinggi harus ditingkatkan program keluarga berencana (KB), sedangkan jika ada yang kekurangan dalam hal ekonomi di usia produktif perlu dikampanyekan ajakan untuk pulang kampung untuk membangun daerahnya. Untuk tujuan agar semua bisa merasakan dari bonus demografi.
Intinya, kita perlu generasi produktif di usia muda, "Siap Tidak Siap Kita Harus Produktif di Usia Muda".
Sekian ulasan singkat ini sekiranya dapat memberikan sedikit wawasan dari hal yang menyangkut urusan publik, Salam Blogger. Penulis Jajang Nurjaman