Berikut ini artikel sekilas tentang e-Learning untuk Guru dan Siswa. Indonesia Berprestasi. Apakah anda pernah ditanya sewaktu masih kecil oleh orang tua akan suatu keinginan/cita-cita masa depan? Siapa yang paling menentukan cita-cita tersebut? Anda pasti akan menyatakan dengan lugas, bahwasannya anda sendiri yang menentukan akan apa yang anda inginkan. Pemahaman tersebut sudah sewajarnya ada dalam setiap orang untuk meraih masa depan. Keinginan dari setiap orang pada prinsipnya sama dengan keinginan dari orang lain guna meraih kebahagiaan. Dalam keinginan dari cita-cita oleh setiap orang, faktor penunjang keberhasilan tentu ada suatu proses perjalanan dalam menimba ilmu pengetahuan untuk bekal kehidupan ini. Sekolah merupakan salah satu sarana untuk menimba ilmu pengetahuan. Dalam proses pembelajaran di sekolah, peran guru adalah merupakan pemeran utama yang mendidik para murid dengan sekuat tenaga. Sungguh besar apa yang diberikan para guru, yang tiada pernah pamrih terus berjuang dengan berusaha memberikan bekal ilmu buat anak didiknya tanpa ada keluh kesah di dadanya. Saya merupakan seorang kurang begitu disiplin sewaktu sekolah, hingga akhir memberikan bekas luka di hati para guru. Kenakalan remaja dimulai sewaktu saya menginjak pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP 1 Wanaraja. Pada saat itu banyak pelanggaran yang dilakukan dari berkelahi di kelas, pulang pas jam belajar, penampilan urakan, dan lain-lain. Akan tetapi yang paling saya harukan ketika saya melakukan tindakan yang melanggar aturan sekolah, para guru SMP 1 Wanaraja tetap memberi arahan serta peringatan dengan penuh bijak. Namun, pada saya lanjut menginjak pendidikan tingkat Sekolah Menegah Atas di SMA 14 Garut, kenakalan remaja pun terulang kembali hingga akhir kenaikan kelas 2 saya terkena sangsi DO (Drop Out) ialah naik usir. Pada saat itu saya tidak tahu apa yang harus dilakukan apa lanjut atau berhenti sekolah. Akhirnya saya memutuskan buat melanjutkan pendidikan untuk mendaftar ke sekolah lain. Akan tetapi, sakit hati karena pendaftaran saya ditolak oleh berbagai SMA Negeri di Garut, hingga akhirnya ada sebuah Sekolah SWASTA di kawasan Cibatu ialah SMA 1 PGRI Cibatu yang masih menerima sebagai murid. Dari kejadian yang saya alami sewaktu pendidikan memberikan banyak pengalaman akan pentingnya penguasaan akhlaq yang baik. Bisa kita simpulkan dari sejarah penguraian hidup saya, bahwasanya keinginan dari para guru adalah muridnya berkelakuan baik, bila seorang memberikan sangsi pada anak didiknya itu semata karena kasih sayang yang tulus. Buat para guru, tetaplah menjadi pahlawan yang memberikan ilmu pengetahuan guna memajukan generasi muda yang bisa menjawab tantangan masa depan. Sekian yang dapat saya tulis, artikel ditulis oleh Jajang SEO Online dalam mewujudkan Indonesia Berprestasi.